Menu Tutup

Hari: 6 Mei 2025

Empat Casino Terbesar Milik Warga Negara Indonesia di Kamboja

Kamboja telah menjadi salah satu pusat perjudian terkemuka di Asia Tenggara, dengan banyak kasino yang beroperasi secara legal di bawah regulasi pemerintah setempat. Bisnis perjudian, baik dalam bentuk kasino fisik maupun platform daring, telah menarik perhatian investor dari berbagai negara, termasuk Indonesia. Meskipun perjudian dilarang di Indonesia, sejumlah warga negara Indonesia (WNI) diketahui memiliki atau mengelola kasino besar di Kamboja, terutama di kota-kota seperti Sihanoukville dan Poipet. Artikel ini akan membahas empat kasino terbesar yang diduga dimiliki atau dikelola oleh WNI, yaitu Trimulia Casino (Golden Oasis Entertainment Co., Ltd), Kompong Dewa Casino (Lionhart Group), Istanaimpian Co., Ltd, dan Holiday Palace.

Trimulia Casino (Golden Oasis Entertainment Co., Ltd)

Trimulia Casino, yang dikelola oleh Golden Oasis Entertainment Co., Ltd, adalah salah satu kasino terkemuka di Sihanoukville, kota pesisir yang dikenal sebagai pusat perjudian di Kamboja. Kasino ini mendapatkan izin operasional resmi dari pemerintah Kamboja pada 1 Juni 2022, menandakan legalitasnya dalam menjalankan bisnis perjudian. Trimulia menawarkan berbagai permainan kasino, termasuk mesin slot, permainan meja seperti blackjack dan baccarat, serta fasilitas pendukung seperti hotel dan restoran yang menarik wisatawan asing.
Berdasarkan data pendaftaran bisnis dari Kementerian Perdagangan Kamboja, Golden Oasis memiliki tiga direktur: Sun Erik, Choong Hwang Wei, dan Nhem Sovannaro. Sun Erik, yang sebelumnya dikenal sebagai Erik Siswanto, adalah WNI kelahiran Jakarta pada 1 September 1982. Namun, ia telah mengubah kewarganegaraannya menjadi warga Kamboja melalui proses naturalisasi pada 23 Juni 2016, sebagaimana tercatat dalam lembaran negara Kerajaan Kamboja. Meskipun demikian, keterlibatannya sebagai direktur menunjukkan pengaruh signifikan WNI dalam pengelolaan kasino ini.
Trimulia Casino beroperasi di Sihanoukville, yang pada 2019 memiliki lebih dari 100 kasino, menjadikannya salah satu kota dengan konsentrasi kasino terbesar di Asia Tenggara. Kasino ini tidak hanya menarik penjudi asing, tetapi juga mempekerjakan banyak WNI sebagai operator, admin, hingga staf pendukung. Laporan dari Kompas menunjukkan bahwa banyak pekerja Indonesia di Sihanoukville terlibat dalam operasi perjudian daring yang terkait dengan kasino seperti Trimulia, meskipun aktivitas ini sering kali berada di area abu-abu hukum.

Kompong Dewa Casino (Lionhart Group)

Kompong Dewa Casino, yang dikelola oleh Lionhart Group, adalah kasino besar lainnya yang berlokasi di Sihanoukville. Kasino ini merupakan bagian dari Kompong Dewa Resort, sebuah kompleks yang mencakup hotel, apartemen, dan fasilitas hiburan. Kompong Dewa dikenal karena kemewahannya dan menjadi salah satu tujuan utama bagi penjudi asing, terutama dari Tiongkok, Thailand, dan Vietnam. Selain kasino fisik, Lionhart Group juga diduga mengoperasikan platform perjudian daring yang menargetkan pasar Indonesia.
Menurut data Kementerian Perdagangan Kamboja, Lionhart Group memiliki empat direktur: Robert Arifin, Tommy Hermawan Lo, Lo Pichvatanak, dan Rathanak Sambath. Robert Arifin berdomisili di Jakarta, sementara Tommy Hermawan Lo berbasis di Kamboja. Nama Tommy Hermawan Lo sempat menjadi sorotan publik di Indonesia setelah Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Benny Rhamdani, menyebut sosok berinisial “T” sebagai pengendali bisnis judi daring di Kamboja. Meskipun ayah Tommy, Jerry Hermawan Lo, membantah tuduhan tersebut dan mengklaim bahwa keluarganya hanya mengelola manajemen hotel, keterlibatan WNI dalam Lionhart Group tetap signifikan. Jerry sendiri memiliki perusahaan di Indonesia bernama JHL Group, yang bergerak di bidang properti dan manajemen hotel.
Kompong Dewa Resort, termasuk kasinonya, adalah bagian dari upaya Kamboja untuk memulihkan ekonomi pasca-perang saudara melalui industri perjudian dan pariwisata. Laporan Kompas menyebutkan bahwa kawasan ini memiliki iklan perjudian daring seperti IDN Video Proxy Betting, yang memungkinkan penjudi memantau permainan kasino secara langsung melalui perangkat mereka. Banyak pekerja Indonesia di Kompong Dewa menggunakan mobil dengan pelat nomor berbahasa Indonesia seperti “APAANTUH” atau “HOKI OKE”, menunjukkan dominasi WNI dalam operasional sehari-hari.

Istanaimpian Co., Ltd

Istanaimpian Co., Ltd adalah perusahaan yang mengelola bisnis perjudian daring di Kamboja, meskipun tidak memiliki kasino fisik sebesar Trimulia atau Kompong Dewa. Perusahaan ini terdaftar di Kementerian Perdagangan Kamboja dan fokus pada platform judi online yang menargetkan pasar Indonesia. Istanaimpian dikenal karena servernya yang canggih dan kemampuan menarik ribuan pemain daring dari berbagai negara.
Perusahaan ini dipimpin oleh Harianto Lisnah, seorang WNI yang menjabat sebagai direktur. Nama Harianto muncul dalam daftar manajemen perusahaan, namun upaya media seperti Tempo untuk menghubunginya tidak berhasil. Keterlibatan Harianto menegaskan bahwa pengusaha Indonesia memainkan peran kunci dalam industri perjudian daring di Kamboja, meskipun operasinya sering kali tidak transparan.
Meskipun tidak memiliki kasino fisik yang megah, Istanaimpian memiliki dampak besar di pasar perjudian daring. Laporan dari pegiat kejahatan siber di Kamboja menyebutkan bahwa puluhan perusahaan judi daring di negara ini dikuasai oleh WNI, dengan Istanaimpian sebagai salah satu pemain utama. Banyak WNI direkrut untuk bekerja sebagai admin atau operator situs judi, sering kali dengan iming-iming gaji tinggi namun berakhir dalam kondisi eksploitatif.

Holiday Palace

Holiday Palace adalah kasino terkenal di Poipet, kota perbatasan Kamboja dengan Thailand yang dikenal sebagai pusat perjudian bagi warga Thailand yang dilarang berjudi di negara mereka sendiri. Holiday Palace menawarkan berbagai permainan kasino, termasuk poker, roulette, dan mesin slot, serta fasilitas hotel bintang lima. Kasino ini menarik banyak wisatawan asing dan memiliki reputasi sebagai salah satu kasino terbesar di wilayah perbatasan.
Meskipun informasi spesifik tentang kepemilikan Holiday Palace lebih terbatas dibandingkan kasino lain dalam daftar ini, laporan Tempo menyebutkan bahwa kasino ini memiliki hubungan dengan pengusaha Indonesia. Nama-nama direktur atau pengelola spesifik tidak disebutkan, tetapi keterlibatan WNI dalam manajemen atau operasional kasino ini telah menjadi perhatian otoritas Indonesia. Banyak WNI bekerja di Holiday Palace sebagai staf kasino atau operator judi daring, sering kali dalam kondisi kerja yang tidak ideal.
Holiday Palace adalah salah satu dari banyak kasino di Poipet, yang pada 2015 memiliki mayoritas dari 75 kasino di Kamboja. Kota ini menghasilkan devisa signifikan bagi Kamboja, dengan pendapatan dari perjudian mencapai US$2 miliar pada tahun tersebut. Namun, kasino ini juga dikaitkan dengan kasus eksploitasi pekerja, termasuk WNI yang direkrut dengan janji gaji tinggi tetapi menghadapi potongan gaji besar atau penahanan paspor.

Kamboja telah melegalkan perjudian sejak 1994, dengan NagaWorld di Phnom Penh menjadi kasino pertama yang mendapatkan izin. Namun, warga Kamboja dilarang berjudi berdasarkan Undang-Undang Pemberantasan Perjudian 1996, sehingga kasino menargetkan wisatawan asing. Industri ini berkembang pesat, terutama di Sihanoukville dan Poipet, dengan investasi besar dari Tiongkok dan negara lain. Pada 2019, Kamboja memiliki 150–200 kasino berlisensi, terbanyak di Asia Tenggara.

Banyak WNI direkrut untuk bekerja di kasino Kamboja dengan iming-iming gaji tinggi, tetapi sering kali menghadapi eksploitasi. Laporan dari IDN Times dan VOA menyebutkan bahwa pekerja Indonesia dipekerjakan sebagai admin judi daring atau scammer, dengan gaji yang dipotong besar, jam kerja panjang, dan ancaman kekerasan jika tidak memenuhi target. Pada 2022, 188 WNI menjadi korban perekrutan ilegal dan dipulangkan ke Indonesia setelah intervensi Kementerian Luar Negeri. Kasus-kasus ini menyoroti sisi gelap industri perjudian di Kamboja.
Pada Agustus 2019, Perdana Menteri Kamboja Hun Sen mengumumkan larangan perjudian daring, menyebabkan penutupan banyak kasino dan kehilangan pekerjaan bagi 7.000 warga lokal. Namun, laporan media menunjukkan bahwa banyak situs judi daring tetap beroperasi secara sembunyi-sembunyi, sering kali dengan keterlibatan WNI. Razia besar-besaran pada 2022 menangkap ribuan pekerja asing, tetapi industri ini tetap sulit dikendalikan.

Empat kasino terbesar yang diduga dimiliki atau dikelola oleh WNI di Kamboja—Trimulia Casino, Kompong Dewa Casino, Istanaimpian Co., Ltd, dan Holiday Palace—menunjukkan betapa besar pengaruh pengusaha Indonesia dalam industri perjudian di negara tetangga. Meskipun legal di Kamboja, bisnis ini sering dikaitkan dengan eksploitasi pekerja dan aktivitas ilegal seperti penipuan daring. Pemerintah Indonesia terus berupaya melindungi WNI dari jebakan perekrutan ilegal, sementara otoritas Kamboja menghadapi tantangan dalam mengatur industri yang kompleks ini. Masyarakat diimbau untuk waspada terhadap tawaran kerja di luar negeri yang terlalu menggiurkan, terutama di sektor perjudian.