Di tengah gemerlap dunia poker internasional, nama John Juanda bersinar sebagai salah satu pemain paling sukses dan disegani. Pria kelahiran Medan, Sumatera Utara, ini telah mencatatkan sejarah luar biasa dengan memenangkan lima gelang World Series of Poker (WSOP), penghargaan tertinggi dalam dunia poker profesional. Kisahnya bukan hanya tentang kemenangan di meja hijau, tetapi juga tentang perjuangan, dedikasi, dan visi mulia untuk memberikan dampak positif bagi masyarakat. Artikel ini akan mengupas perjalanan hidup John Juanda, dari masa kecilnya di Indonesia hingga menjadi ikon poker dunia, serta nilai-nilai yang membentuk karakternya.
John Juanda, yang memiliki nama asli Johnson Juanda, lahir pada 8 Juli 1971 di Medan, Sumatera Utara. Sebagai anak sulung dari empat bersaudara, Juanda tumbuh dalam keluarga keturunan Tionghoa yang sederhana. Sejak kecil, ia sudah akrab dengan dunia kartu remi, terutama karena kebiasaan ayahnya yang sering bermain judi. Namun, pengalaman ini juga meninggalkan pelajaran berharga bagi Juanda. Ia sering menyaksikan ayahnya kalah karena pengaruh alkohol, yang membuatnya bertekad untuk tidak pernah mengonsumsi minuman beralkohol saat bermain poker. Prinsip ini menjadi salah satu kunci kesuksesannya di meja poker, di mana fokus dan ketenangan adalah aset utama.
Masa kecil Juanda tidak selalu mudah. Ia dan adik-adiknya sering dititipkan kepada kakek-neneknya di Medan karena orang tuanya harus merantau untuk mencari nafkah. Meski begitu, Juanda menunjukkan bakat dan semangat yang luar biasa sejak dini. Ia adalah bintang lari di sekolah, unggul dalam lomba lari cepat 200 meter hingga lari jarak jauh 5000 meter. Selain itu, ia juga mulai mengenal dunia perjudian secara sederhana, seperti bermain kelereng untuk mendapatkan uang saat masih duduk di bangku sekolah dasar. Pengalaman ini, meski sederhana, menjadi cikal bakal kepekaannya terhadap strategi dan risiko.
Pada tahun 1990, Juanda mengambil langkah besar dengan pindah ke Amerika Serikat untuk mengejar pendidikan tinggi. Ia diterima di Oklahoma State University, di mana ia mempelajari pemasaran dan manajemen. Selama kuliah, Juanda harus bekerja keras untuk membiayai hidupnya. Ia pernah bekerja sebagai penjual Alkitab dari pintu ke pintu, sebuah pekerjaan yang tidak hanya mengasah kemampuan komunikasinya, tetapi juga membentuk karakternya yang rendah hati dan gigih.
Setelah menyelesaikan gelar sarjana, Juanda melanjutkan pendidikan S2 di Seattle University dan meraih gelar MBA pada tahun 1996. Selama masa kuliah inilah ia mulai mengenal poker secara lebih serius. Awalnya, ia diperkenalkan pada permainan kartu ini oleh seorang teman di pesawat saat perjalanan ke Amerika. Ketertarikannya semakin besar ketika ia mulai mengunjungi kasino lokal di Seattle untuk mengisi waktu luang. Di sinilah ia mengasah kemampuan pokernya, belajar strategi, dan membaca lawan dengan cermat.
Keputusan untuk menjadikan poker sebagai profesi penuh waktu tidak datang dengan mudah. Setelah lulus dari Seattle University, Juanda sempat mempertimbangkan karir di dunia korporat. Namun, bakatnya dalam poker dan kemenangan kecil di turnamen lokal membuatnya yakin bahwa ia memiliki masa depan di dunia ini. Pada tahun 1999, Juanda mengambil langkah berani dengan mengikuti World Series of Poker (WSOP) untuk pertama kalinya. Dalam debutnya, ia berhasil finis di posisi kesembilan dan memenangkan hadiah sebesar USD 1.500. Meski tidak besar, pencapaian ini menjadi titik balik dalam hidupnya.
Empat bulan kemudian, di turnamen WSOP yang sama, Juanda kembali menunjukkan potensinya dengan finis di posisi ketujuh dan membawa pulang USD 399.600. Keberhasilan ini memperkuat tekadnya untuk menjadi pemain poker profesional. Pada musim panas tahun 2000, ia mulai dikenal sebagai bintang baru di dunia poker dengan mencatatkan enam kali finis di turnamen profesional, termasuk posisi kedua di US Poker Championship di Atlantic City dengan hadiah USD 159.000.
Puncak karir Juanda datang ketika ia mulai mengoleksi gelang WSOP, simbol supremasi dalam dunia poker. Ia memenangkan gelang pertamanya pada tahun 2002, diikuti oleh kemenangan pada tahun 2003, 2008, 2011, dan terakhir pada tahun 2014. Total hadiah dari lima kemenangan WSOP-nya mencapai USD 2.330.926, atau sekitar Rp 28 miliar. Salah satu momen paling epik dalam karirnya adalah kemenangan di WSOP Europe Main Event 2008 di Inggris. Dalam turnamen ini, Juanda bertahan selama 22 jam di meja permainan dan berhasil memenangkan hadiah sebesar Rp 19 miliar dalam semalam. Kemenangan ini tidak hanya memperkuat reputasinya, tetapi juga menunjukkan ketahanan dan strategi briliannya.
Selain WSOP, Juanda juga mencatatkan prestasi di turnamen lain. Pada tahun 2004, ia memenangkan acara perdana Professional Poker Tour di Foxwoods Casino, Connecticut. Pada tahun 2005, ia meraih hampir USD 500.000 di Monte Carlo Millions di Monako. Pada tahun 2006, ia mengalahkan pemain-pemain top seperti Phil Ivey dan Barry Greenstein untuk memenangkan Crown Australian Poker Championship dengan hadiah USD 732.901. Hingga tahun 2023, total kemenangan turnamen langsung Juanda telah melampaui USD 25,6 juta, menjadikannya salah satu pemain poker terkaya di dunia.
Keberhasilan Juanda tidak hanya bergantung pada keberuntungan, tetapi juga pada pendekatan disiplin dan filosofi hidupnya. Ia dikenal sebagai pemain yang ramah, tenang, dan berkepala dingin di meja poker. Mengutip perkataannya dalam sebuah wawancara dengan Universitas Seattle, Juanda mengatakan, “Saya berusaha sekuat tenaga untuk menang, tetapi saya menghormati semua orang yang bermain dengan saya, dan ketika kalah, saya tidak marah. Salah satu ajaran Buddha adalah memiliki rasa keseimbangan.” Prinsip ini tercermin dalam caranya bermain, di mana ia selalu menjaga fokus dan tidak terpancing emosi.
Strategi unik Juanda adalah menghindari alkohol selama bermain, sebuah pelajaran dari pengalaman ayahnya. Menariknya, ia sering memesan minuman beralkohol untuk lawan-lawannya, sebuah taktik psikologis untuk mengganggu fokus mereka. Selain itu, Juanda dikenal karena kemampuannya membaca lawan dan mengambil keputusan dengan cepat namun tepat. Kombinasi antara kecerdasan analitis, pengalaman, dan ketenangan membuatnya menjadi lawan yang ditakuti.
Pada tahun 2015, Juanda dilantik ke dalam Poker Hall of Fame bersama Jennifer Harman, sebuah penghargaan yang menegaskan statusnya sebagai legenda poker. Namun, di luar prestasinya, Juanda juga memiliki visi mulia. Ia berencana menggunakan sebagian besar kekayaannya untuk menyediakan perawatan medis gratis bagi masyarakat yang membutuhkan setelah pensiun dari dunia poker. Rencana ini mencerminkan sisi kemanusiaan Juanda, yang percaya bahwa kesuksesannya adalah anugerah yang harus dibagikan kepada orang lain.
Juanda juga menjadi inspirasi bagi banyak orang, terutama di Indonesia, bahwa mimpi besar dapat dicapai dengan kerja keras dan dedikasi, bahkan di bidang yang tidak konvensional seperti poker. Ia membuktikan bahwa perjudian, jika dilakukan secara profesional dan legal, dapat menjadi profesi yang terhormat. Prestasinya telah mengharumkan nama Indonesia di panggung internasional, menunjukkan bahwa talenta dari negeri ini mampu bersaing di level dunia.
Meski sukses, profesi Juanda tidak lepas dari kontroversi, terutama di Indonesia, di mana perjudian dianggap tabu dan ilegal. Banyak yang mempertanyakan bagaimana seorang lulusan S2 dari universitas ternama memilih poker sebagai karir. Namun, Juanda menegaskan bahwa ia bermain di negara-negara di mana poker diakui sebagai olahraga kompetitif, seperti Amerika Serikat dan Eropa. Ia juga menekankan bahwa kesuksesannya adalah hasil dari keterampilan, strategi, dan disiplin, bukan sekadar keberuntungan.
Di sisi lain, kisah Juanda juga memicu diskusi tentang judi online di Indonesia, yang kini marak meski dilarang. Berbeda dengan poker profesional yang diatur ketat, judi online sering kali tidak terkendali dan berisiko menimbulkan kecanduan. Juanda sendiri tidak pernah dikaitkan dengan judi ilegal, dan ia selalu menekankan pentingnya bermain secara bertanggung jawab di lingkungan yang legal.
John Juanda adalah bukti hidup bahwa bakat, kerja keras, dan prinsip yang kuat dapat mengubah hidup seseorang, bahkan di jalur yang tidak biasa. Dari seorang anak Medan yang sederhana, ia menjelma menjadi maestro poker dunia dengan kemenangan lebih dari USD 25 juta dan lima gelang WSOP. Lebih dari itu, ia adalah sosok yang rendah hati, berpikiran terbuka, dan memiliki visi untuk membantu sesama. Kisahnya mengajarkan kita untuk berani bermimpi besar, menjaga fokus, dan tetap setia pada nilai-nilai yang kita pegang, apa pun profesi yang kita pilih.